MESIR.(voa-islam.com) - Pada selasa pagi 18 okt 2011 , tentara Israel Gilat Shalit sampai diperbatasan Mesir, Refah, dengan dikawal komandan umum Al-Qassam, Ahmad Al-Ja’bary, hingga diterima oleh delegasi keamanan Mesir. Shalit saat itu meneguk segelas air dan mulai bernafas lega, akhirnya dia bisa kembali kerumah. Al-Ja’bary yang mempunyai jabatan militer tertinggi di Hamas menemani shalit bersama dengan 15 anggota militerQassam.
Shalit dibawa dengan mobil Toyota “magnum” putih. Mayor Ra’fat Syahadah, wakil badan Intelijen Mesir, didampingi Nadir al-a’shar dan Ahmad Abdel Khaliq menyambut kedatangan shalit dan menerima secara resmi sekitar pukul 10.00 pagi.
Salah satu sumber berita palestina mengungkapkan bahwa Al-ja’bary memerintahkan agar memberikan segelas air dan sepotong biscuit kepada Shalit yang menggambarkan betapa lelahnya tentara Israel itu. Setelah ia meneguk air, Al-Ja’bary bertutur “Alhamdulillah, kami menginginkan ia dalam keadaan baik-baik” hal itu dikarenakan agar kesepakatan tersebut (pertukaran tahanan) berjalan dengan baik.
Wartawan dari media asy-syarq al-awsath resmi mesir menyaksikan bagian dari proses penyerahan Shalit bahwasanya delegasi dari komite internasional palang merah saat itu melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan Shalit dan mengemukakan beberapa pertanyaan kepadanya untuk memastikan kondisinya.
Prosesi kedatangan shalit berlangsung diperbatasan mesir dengan delegasi Hamas yang dipimpim oleh Aboo mousa Mazrouk wakil biro gerakan politik untuk penerimaan mantan tahanan, mereka menyaksikan shalit namun tidak menyalaminya. Sumber yang sama mengungkapkan bahwa perwira Israel berhaharap bahwa David , utusan lapangan perdana menteri Israel, bisa melihat secara pribadi dan berjabat tangan di daerah yang terletak antara refah dan karem salem (kerem shalom), sedangkan elemen Qassam masih berada didaerah tersebut.
...Al-Ja’bary bertutur “Alhamdulillah, kami menginginkan ia dalam keadaan baik-baik” hal itu dikarenakan agar kesepakatan tersebut (pertukaran tahanan) berjalan dengan baik...
Wartawan mesir, Shalah Jumu’ah, menngatakan pada “AFP” bahwa pejabat Hamas menegaskan bahwa Israel memberikan syarat yaitu melihat shalit terlebih dahulu sebelum menyerahkan tahanan dan dari pihak palestina mensyaratkan tempat berlangsung dalam kondisi aman. Sumber berita palestina juga mengungkapkan bahwa shalit dipindahkan ke refah dalam proses yang kompleks dan rahasia sehingga keterangan rinci susah didapatkan.
Pihak Israel menyerahkan separoh tahanan warga palestina ke Mesir dan tepi barat melalui karem abu salem setelah melihat shalit. Selama proses berlangsung ponsel mengalami gangguan.
Berdasarkan kesepakatan pertukaran antara Hamas dan Israel, yang disponsori oleh Mesir untuk membebaskan Shalit dalam pertukaran untuk tahanan yang dibebaskan Israel 1027Palestina, termasuk 27 perempuan, itu adalah pembebasan tahanan Palestina pada kedua angsuran pertama, Selasa dan termasuk 477.
Termasuk keputusan tersebut adalah untuk menjaga 40 dari mereka di luar negeri (Turki,Qatar dan Suriah) dan deportasi dari 163 penduduk Tepi Barat ke Jalur Gaza dikendalikan oleh Hamas. Shalit (25 tahun), yang naik ke pangkat sersan setelah lebih dari lima tahun operasi yang dilakukan oleh tiga kelompok di garis depan militer Brigade Qassam, di tepi Jalur Gaza. Ini adalah pertama kalinya dalam 26 tahun belakangan di mana tentara Israel menjadi tawanan hidup.(usamah/tawhid)
